Selasa, 16 Februari 2016

Manfaat Evaluasi Dalam Pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu proses sistemik umtuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program.
Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.
Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Evaluasi Pembelajaran ?
2.      Apa Fungsi Evaluasi Pembelajaran ?
3.      Apa Manfaat Hasil Evaluasi Pembelajaran ?
4.      Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pembelajaran ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Pembelajaran
2.      Untuk mengetahui Fungsi Evaluasi Pembelajaran
3.      Untuk mengetahui Manfaat Hasil Evaluasi Pembelajaran
4.      Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi dalam Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pembelajaran






















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Bruce, Weil dan Calhoun menyatakan bahwa pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses yang kompleks (rumit), namun dengan maksud yang sama yaitu memberikan pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang hendak dicapai sebenarnya merupakan acuan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran maka perlu dilakukan evaluasi hasil belajar.
Menurut Tyler, evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam, tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Berdasarkan pengertian evaluasi di atas maka hakikat evaluasi pembelajaran adalah proses yang sistematik yaitu mengumpulkan data, menganalisis dan selanjutnya menarik kesimpulan tentang pencapaian hasil dan tingkat efektivitas dan efisiensi suatu program pembelajaran. Jadi dalam kegiatan evaluasi hasil belajar tidak terlepas dari kegiatan mengumpulkan data, sehingga diperlukan alat untuk mengumpulkan data yang disebut alat evaluasi atau instrumen.

B.     Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Dalam setiap kegiatan pembelajaran, telah ditetapkan tujuan pembelajaran. Demikian pula dengan kegiatan evaluasi yang dilakukan guru, yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan informasi yang dapat memberikan gambaran tentang  hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Terkait dengan fungsi evaluasi Nurhasan (2009:2.2) mengemukakan ada tiga fungsi evaluasi ditinjau dari sudut pengajaran, administrasi dan bimbingan. Ketiga fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Fungsi evaluasi ditinjau dari fungsi pengajaran
a.       Merangsang guru untuk memahami makna dan tujuan pengajaran.
Mengetahui sampai sejauh mana tujuan yang ditetapkan dalam proses pembelajaran dapat dicapai, merupakan informasi yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan pencapaian sasaran belajar, akan mendukung terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
b.      Merupakan umpan balik bagi guru dan siswa.
Hasil evaluasi yang diperoleh secara objektif, akan memberikan umpan balik bagi guru sehingga guru dapat memperbaiki kelemahan yang ada pada dirinya, merevisi bahan ajar yang sudah tidak relevan dengan tujuan pengajaran, mnyempurnakan metode pembelajaran. Sedangkan umpan balik bagi siswa, yaitu dapat mengetahui kemampuannya dalam mengikuti pelajaran di sekolah, mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya, mengetahui kemajuan perkembangan hasil belajarnya dan kedudukannya di kelas jika dibandingkan dengan siswa lainnya.
c.       Membangkitkan motivasi belajar.
Penilaian hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada setiap kali ulangan atau pada akhir semester, akan membantu terhadap peningkatan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar siswa meningkat akan mendorong terhadap peningkatan kualitas hasil belajar, yang merupakan produk dari proses pembelajaran.
d.      Merangkum atau menata kembali bahan-bahan yang telah diajarkan.
Penataan ulang bahan ajar akan membuahkan penyempurnaan bahan ajar, sebagai bahan rujukan dalam proses pembelajaran. Atas dasar hasil evaluasi ini maka akan dilaksanakan upaya untuk menyempurnakan bahan ajar.
2.      Fungsi evaluasi ditinjau dari sudut administrasi
a.       Dimanfaatkan sebagai mekanisme mengontrol kualitas suatu sekolah atau sistem sekolah.
Mutu hasil belajar akan mencerminkan kualitas dari lembaga/sekolah itu. Bersumber dari hasil evaluasi hasil belajar siswa dapat dijadikan bahan informasi bagi monitoring dan pengendalian proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, sebagai salah satu upaya kendali mutu sekolah tersebut.
b.      Memenuhi kebutuhan program evaluasi.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran, akan memberikan gambaran kelebihan dan keunggulan dari subjek atau objek tersebut. Informasi ini dapat dijadikan acuan dalam menyusun program evaluasi yang akan dilaksanakan di sekolah/lembaga itu, terutama mengenai bahan masukan, proses dan hasilnya.
c.       Membuat keputusan yang lebih baik tentang pengelompokan siswa.
Penentuan kelompok-kelompok siswa berdasarkan kemampuannya akan sangat membantu dalam pengajaran motorik atau keterampilan. Bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik yang lebih baik akan lebih cepat menguasai gerakan-gertakan tersebut sehingga mereka akan lebih banyak memperoleh bahan ajar. Dengan pengelompokan yang baik akan membantu terhadap kelancaran proses pembelajaran dan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d.      Meningkatkan kualitas sekolah.
Hasil evaluasi terhadap mutu hasil belajar, merupakan dasar dalam merencanakan program perbaikan atau penyempurnaan proses pembelajaran. Upaya lain yang dapat meningkatkan kualitas hasil belajar, yaitu peningkatan suatu daya pendukung proses pembelajaran.
e.       Menentukan kelulusan siswa.
Dalam menentukan kelulusan siswa, evaluasi memberikan peran yang sangat penting. Oleh karena dalam penentuan kelulusan siswa harus didasarkan atas evaluasi yang objektif. Hasil evaluasi yang objektif dapat dicapai apabila dalam pelaksanaan evaluasinya memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi, yaitu evaluasi harus objektif, kontinyu dan komprehensif. Pelaksanaan evaluasi dalam menentukan kelulusan siswa harus menggunakan kriteria yang jelas dan tegas. Ketegasan dan kejelasan acuan penilaian akan memberikan hasil evaluasi yang memuaskan.
3.      Fungsi evaluasi ditinjau dari fungsi bimbingan.
a.       Mengadakan diagnosis.
Dari hasil pengukuran dan evaluasi belajar siswa, kita dapat melihat kelemahan atau kekurangan yang dialami siswa. Atas dasar informasi itu para guru dapat melakukan perbaikan atau metode yang digunakan dalam pembelajaran.
b.      Bimbingan pilihan program studi.
Ketepatan dalam memilih program studi di sekolah , akan membantu terhadap kesuksesan siswa dalam belajarnya. Selain dari itu ketepatan dalam memilih program studi, akan memberikan motivasi siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga dalam kegiatan belajarnya terdorong untuk meraih prestasi yang lebih baik.

C.     Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pembelajaran
1.      Pentingnya Memanfaatkan Hasil Evaluasi
Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik (feed-back) kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung  maupun tidak langsung. Menurut QCA (2003) “feedback is the mean by which teachers enable children to close the gap in order to take learning forward and improve children’s performances.” Umpan balik dapat dijadikan sebagai alat  bagi guru untuk membantu peserta didik agar kegiatan  belajarnya menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerjanya. Peserta didik akan mengukur sejauh mana tingkat penguasaanya terhadap materi, jika hasil pekerjaan mereka mendapat umpan  balik dari guruya. Umpan balik tersebut dapat dilakukan secara langsung, tertulis atau demonstrasi. Dalam memberikan umpan balik, guru hendaknya memperhatikan kualitas pekerjaan peserta didik dan tidak membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik lain. Hal ini dapat membuat perasaan minder bagi peserta didik yang mmemiliki kemampuan kurang. Umpan balik sifatnya memberikan saran dan perbaikan sehingga peserta didik termotivasi untuk  memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses hasil  belajar serta hasil pekerjaannya.
Crocks (2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat  bermanfaat untuk memotivasi peserta didik, maka harus difokuskan  pada:
a.       Kualitas pekerjaan peserta didik  dan bukan membandingkannya  dengan hasil pekerjaan peserta didik lain.
b.      Cara-cara yang spesifik  sehingga pekerjaan peserta didik  dapat ditingkatkan
c.       Peningkatan pekerjaan peserta didik yang harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya.
Sehubungan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Crocks, menurut Clarke (2003) menyarankan ada enam  prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
a.       Umpan  balik harus focus pada tugas-tugas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,  dan bukan membandingkannya dengan peserta didik lain
b.      Guru menggunakan bahasa  verbal dan non-verbal serta memberikan pesan yang baik pada peserta didik tentang kemampuan yang mereka peroleh
c.       Penilaian setiap bagian pekerjaan dapat mengarah pada penurunan moril bagi peserta didik yang mencapai prestasi rendah dan kepuasan bagi peserta didik yang mencapai prestasi tinggi
d.      Penghargaan eksternal sama seperti grades
e.       Perlu memberikan umpan balik spesifik yang terfokus pada kesuksesan dan peningkatan daripada mengoreksi
f.       Peserta didik perlu diberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.
Selanjutnya, Remmer (1967) berpendapat paling tidak ada tiga manfaat penting dari hasil evaluasi, yaitu untuk membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan membantu guru dalam membuat perencanaan pembelajaran. Berikut akan dijelaskan beberapa manfaat hasil evaluasi dalam hubungannya dengan pembelajaran.
a.       Untuk Perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan merupakan bagian penting sekaligus menjadi pedoman dan panduan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang baik tidaklah cukup karena memerlukan kesungguhan dalam mengorganisasi rencana tersebut, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan melakukan evaluasi pembelajaran. Sebagaimana diketahui bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian integral dari tugas guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran. Oleh sebab itu, seorang guru harus mampu menganalisis bagian mana dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang masih perlu dilakukan perbaikan, maka kualitas proses pembelajaran akan menjadi lebih baik.
Rencana pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai scenario proses pembelajaran, karena itu harus disusun secara fleksibel dan membuka kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran. Dalam penyusunannya, sebaiknya dilakukan sendiri oleh guru agar guru senantiasa sadar dan paham tentang apa yang harus disampaikan kepada peserta didik, bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran, bahan dan alat apa yang diperlukan, dan kemana peserta didik akan diarahkan. Untuk itu, guru perlu memahami komponen-komponen rencana pembelajaran dan bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh. Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran biasanya terdiri atas identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator hasil belajar, materi pelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran, penilaian dan sumber bacaan.
Kesalahan dalam pembelajaran dapat dilihat dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi pembelajaran. Kekeliruan pada tahap perencanaan akan mengakibatkan kekeliruan dalam melaksanakan pembelajaran. Jika kesalahan atau kekeliruan sudah dapat ditemukan, maka guru dapat mencari solusi untuk memperbaikinya. Memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan jalan memeriksa kelengkapan komponen-komponennya, kesessuaian antarkomponen, kemungkinan proses pelaksanaan, operasional tidaknya indikator, kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar, ketepatan dalam memilih metode, media dan sumber belajar, serta ketepatan teknik penilaian yang digunakan. Merancang perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran berarti melakukan perbaikan dari rencana sebelumnya.
b.      Untuk Mengoptimalkan Proses Pembelajaran
Optimalisasi proses pembelajaran adalah upaya memperbaiki proses pembelajaran sehingga peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar. Tujuannya adalah untuk memperbaiki aspek-aspek pembelajaran yang dianggap masih kurang optimal. Semua guru tentu berharap bahwa proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Persoalannya adalah bagaimana cara untuk mengoptimalkan proses pembelajaran tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui:
a.       Evaluasi diri secara jujur dan teliti terhadap semua aspek pembelajaran
b.      Identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan pembelajaran
Melalui cara ini, guru dapat menindaklanjuti upaya-upaya memperbaiki kegagalan (remidi). Artinya, melalui pengayaan dan remedial diharapkan proses pembelajaran menjadi optimal.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pemanfaatan hasil evaluasi berkaitan erat dengan tujuan menyelenggarakan evaluasi itu sendiri. Sebagaimana ditegaskan Julian Cstanley (1964) “just what is to be done, of course, depends on the purpose of the program”. Artinya, pemanfaatan hasil evaluasi sangat bergantung pada tujuan evaluasi. Misalnya, tujuan evaluasi formatif adalah untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran. Perbaikan tersebut dilakukan atas dasar hasil monitoring kemajuan belajar peserta didik. Hasil monitoring itu seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai feedback, baik bagi guru maupun bagi peserta didik untuk mengetahui materi mana yang belum dikuasai. Hasil evaluasi formatif dapat dimanfaatkan untuk mengulangi pelajaran, memperbaiki strategi pembelajaran, atau melanjutkan pelajaran.
Begitu juga dengan evaluasi sumatif yang bertujuan untuk memberikan nilai sebagai dasar menentukan kenaikan kelas atau kelulusan peserta didik dan pemberian sertifikat bagi peserta didik yang telah menyelesaikan pelajaran dengan baik. Menurut Oemar Hamalik (1989), “penggunaan hasil evaluasi dapat mengacu pada fungsi evaluasi itu sendiri yaitu fungsi instruksional, fungsi administratif, dan fungsi bimbingan.” Dalam konteks fungsi instruksional, guru dapat menggunakan hasil evaluasi untuk memperbaiki system pembelajaran. Begitu juga dalam fungsi administratif, guru dapat membuat laporan dan menetapkan kedudukan peserta didik dalam kelas. Dalam fungsi bimbingan, guru dapat memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

2.      Manfaat Hasil Evaluasi
Dalam praktiknya, masih banyak guru yang tidak atau kurang memahami pemanfaatan hasil evaluasi, sehingga hasil evaluasi formatif atau sumatif (misalnya) banyak dimanfaatkan hanya untuk menentukan kenaikan kelas dan mengisi buku rapor. Meskipun demikian, untuk melihat pemanfaatan hasil evaluasi ini secara komprehensif, kita dapat meninjaunya dari berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
a.       Bagi peserta didik, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
1)      Membangkitkan minat dan motivasi belajar
2)      Membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan pembelajaran
3)      Membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik
4)      Mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas
b.      Bagi guru, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
1)      Promosi peserta didik, seperti kenaikan kelas atau kelulusan
2)      Mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan, baik secara perseorangan atau kelompok
3)      Menentukan pengelompokan dan penempatan peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing
4)      Feedback dalam melakukan perbaikan terhadap sistem pembelajaran
5)      Menyusun laporan kepada orang tua guna menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
6)      Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan pembelajaran
7)      Menentukan perlu tidaknya pembelajaran remedial
c.       Bagi orang tua, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
1)      Mengetahui kemajuan belajar peserta didik
2)      Membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah
3)      Menentukan tindak lanjut yang sesuai dengan kemampuan anaknya
4)      Memprakirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut dalam pekerjaannya
d.      Bagi administrator sekolah, hasil evaluasi dimanfaatkan untuk:
1)      Menentukan penempatan peserta didik
2)      Menentukan kenaikan kelas
3)      Pengelompokan peserta didik di sekolah mengingat terbatasnya fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang.
Apa yang dikemukakan diatas mencerminkan tindak lanjut (follow-up) dari kegiatan evaluasi itu sendiri dan juga menunjukkan betapa besar fungsi dan peran efaluasi dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar. Hal ini dapat dilakukan jika peserta didik mengetahui hasil evaluasi yang dicapainya, mengetahui kesalahan-kesalahannya dan bagaimana solusinya. Di samping itu, hasil evaluasi dapat membentuk sikap positif peserta didik terhadap mata pelajaran, termasuk juga terhadap guru, proses pembelajaran, lingkungan dan evaluasi pembelajaran, bahkan dapat membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara minat, motivasi dan sikap peserta didik terhadap hasil belajarnya. Oleh sebab itu, hasil evaluasi perlu dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengembangan sikap, minat dan motivasi belajar.
Hasil evaluasi bisa juga dimanfaatkan peserta didik untuk memilih teknik belajar yang tepat dan benar. Seperti diketahui, banyak sekali teknik atau cara belajar peserta didik yang digunakan selama ini kurang baik. Misalnya, melakukan kegiatan belajar jika besok mau ujian, mengerjakan tugas atau latihan dengan “copy-paste”, dan sebagainya. Dengan kata lain , jika hasil evaluasi peserta didik kurang baik dan mereka mengetahuinya, tentu diharapkan mereka dapat memperbaiki teknik belajarnya.
Manfaat hasil evaluasi yang lain adalah untuk menentukan kedudukan belajar dalam kelas. Kedudukan belajar ini dapat dilihat secara kelompok maupun perseorangan. Secara kelompok, maksudnya guru melihat kedudukan peserta didik secara kelompok melalui perhitungan rata-rata kelompok dan membandingkan antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Secara perseorangan, maksudnya guru melihat kedudukan belajar melalui perhitungan prestasi belajar peserta didik secara perseorangan. Guru juga dapat membandingkan antara prestasi belajar seorang peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam satu kelompok.
Dalam rangka promosi peserta didik, baik untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan, guru dapat memanfaatkan hasil evaluasi terutama hasil evaluasi sumatif. Guru dapat menafsirkan dan memutuskan sejauh mana taraf kesiapan peserta didik dapat melanjutkan ke kelas atau ke jenjang pendidikan berikutnya sesuai dengan kemampuan peserta didik masing-masing. Artinya, jika penafsiran guru peserta didik sudah siap, maka peserta didik dapat melanjutkan ke kelas atau jenjang pendidikan berikutnya. Sebaliknya, jika penafsiran guru ternyata peserta didik belum siap, maka peserta didik harus mengulang lagi di kelas semula. Hasil evaluasi dapat juga digunakan guru untuk mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan, baik secara perseorangan maupun kelompok. Berdasarkan kelemahan-kelemahan ini, maka guru harus mencari faktor-faktor penyebabnya, antara lain dari sistem evaluasi itu sendiri, materi pelajaran, kemampuan guru, kemampuan peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta lingkungan sekolah.
Hasil evaluasi dapat juga dimanfaatkan fguru untuk menentukan pengelompokkan dan penempatan peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing. Pengelompokkan tersebut didasarkan atas penafsiran guru terhadap susunan kelompok. Jika kelompok atau kelas yang dihadapi memiliki susuna yang normal dan homogen, maka kelas tersebut tidak perlu dibagi-bagi dalam kelompok. Sebaliknya jika kelompok atau kelas yang dihadapi heterogen, maka kelas itu perlu dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan prestasi masing-masing. Selanjutnya, hasil evaluasi dapat dijadikan feedback bagi guru dalam melakukan perbaikan terhadap sistem pembelajaran. Jika prestasi belajar peserta didik kurang baik, pada umumnya guru “menyalahkan” peserta didiknya, tetapi jika prestasi belajar peserta didik baik atau memuaskan maka guru akan mengatakan itu merupakan hasil dari perbuatan mengajarnya. Pernyataan ini tentu tidak dapat disalahkan atau dibenarkan karena banyak faktor yang memengaruhi prestasi belajar peserta didik. Faktor tersebut dapat timbul dari guru atau peserta didik itu sendiri
Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk menyusun laporan kepada orang tua guna nenjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar orang tua mengetahui kemajuan dan prestasi yang telah dicapai oleh siswa. Secara tegas, Oemar Hamalik (1989) menjelaskan, “tujuan dari pelaporan adalah untuk mengikhtisarkan, mengorganisasi, dan menafsirkan hasil tes sehingga dapat memberikan gambaran tentang status dan kemajuan perseorangan, kelas, dan sekolah.” Bentuk laporan dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Laporan lisan dimaksudnkan agar terjadi komunikasi secara efektif antara sekolah dengan pihak yang menerima laporan, dan juga membentuk hubungan emosional yang lebih kental antara kedua belah pihak. Laporan tertulis dimaksukan agar dapat memberikan petunjuk yang permanen. Laporan tertulis dapat didokumentasikan dan pada waktunya dapat dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.
Dalam perencanaan pembelajaran, guru dapat memanfaatkan hasil evaluasi, seperti merumuskan kompetensi dasar dan indikator, menyusun tingkat kesulitan materi, menentukan strategi pembelajaran yang tepat, dan mengembangkan alat evaluasi yang akurat. Jika kompetensi dasar sudah dirumuskan dalam silabus, berarti guru tinggal merumuskan indikator. Sebagaimana diketahui bahwa indikator harus dirumuskan dengan mengacu pada kompetensi dasar dan harus sesuai dengan subpokok bahasan atau subtopik. Sering kali guru merumuskan indikator yang salah, karena tidak menggunakan kata kerja operasional, yaitu kata kerja yang spesifik, dapat diukur dan dapat diamati. Jika tidak, maka guru akan kesulitan menentukan langkah-langkah pembelajaran berikutnya termasuk menyusun alat evaluasi itu sendiri.
Manfaat hasil evaluasi berikutnya adalah menentukan perlu atau tidaknya pembelajaran remedial. Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru harus melakukan penafsiran terhadap prestasi kelompok. Misalnya, materi pelajaran dapat dilanjutkan jika seluruh peserta didik menguasai minimal 80% materi yang telah disampaikan. Sebaliknya, jika kurang dari standar minimal tersebut, maka materi pelajaran harus diulang. Pengulangan suatu pelajaran dapat juga dilihat dari hasil penafsiran prestasi kelompok. Jika prestasi kelompok dianggap sudah mencapai prestasi yang baik, maka materi pelajaran tidak perlu diulang, tetapi bila prestasi kelompok disnggsp masih kurang, maka materi pelajaran perlu diulang.
Bagi orang tua, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Sebagai orang tua tentu berharap agar putra-putrinya berhasil. Untuk itu, orang tua haruis mengetahui perkembangan belajar anaknya, baik fisik maupun mental terutama berkaitan dengan prestasi belajar. Hal ini penting terutama apabila ada diantara peserta didik yang memperoleh prestasi belajar kurang memuaskan. Orang tua dapat menentukan langkah-langkah apa yang harus ditempuh untuk memajukan prestasi belajar anaknya. Orang tua juga dapat membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah. Jika tidak mampu, orang tua dapat menyuruh anaknya mengikuti bimbingan di luar atau juga mendatangkan guru ahli ke rumah.
Bagi administrator sekolah, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk menentukan penempatan peserta didik sesuai dengan kemampuannya,untuk menentukan kenaikan kelas, dan pengelompokkan peserta didik di sekolah, mengingat terbatasnya fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang. Hasil evaluasi tidak hanya dimanfaatkan untuk laporan ke berbagai pihak, tetapi juga untuk memotivasi dan mengahargai peserta didik itu sendiri, baik dalam rangka promosi maupun melihat kelebihan dan kekurangannya, bukan sebaliknya untuk menakut-nakuti peserta didik dan atau menjatuhkan mentalnya. Diadakannya evaluasi dalam proses pengembangan sistem pembelajaran dimaksudkan untuk keperluan perbaikan sistem, pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat, serta penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan guru untuk membuat kelompok sesuai dengan prestasi yang diperoleh peserta didik. Bahkan, sekarang ini sudah banyak sekolah yang membentuk “kelas unggulan”, yaitu kelompok peserta dididk yang mempunyai prestasi belajar diatas rata-rata. Biasanya diambil dari peserta didik yang memperoleh peringkat 10 terbesar. Padahal dalam kenyataannya, kelompok ini mendapat perlakuan yang biasa saja, bahkan cenderung sama dengan kelas lainnya. Sebaliknya, peserta didik yang memperoleh prestasi belajar dibawah rata-rata kelompok justru kurang mendapat perhatian serius, seperti memberi bimbingan belajar, latihan atau tugas-tugas khusus, bahkan bagi peserta didik yang tergolong “sangat kurang” harus dilakukan diagnosis atau identifikasi tentang faktor-faktor penyebabnya. Hasil diagnosis atau identifikasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran berikutnya.
Di lain pihak, memang guru-guru tidak dapat disalahkan sepenuhnya, karena mungkin saja ada guru yang mau bahkan sudah menawarkan bimbingan belajar kepada peserta didik tersebut, tetapi kurang mendapat respons yang baik dari orang tua, mengingat ekonomi orang tua peserta didik termasuk “pas-pasan”, sehingga permasalahan tersebut tidak pernah memperoleh solusi yang terbaik. Padahal, untuk memberikan bimbingan belajar secara khusus, waktu bagi guru sangat sulit, karena begitu padatnya materi yang harus disampaikan sesuai dengan target dan tugas-tugas rutin yang harus diselesaikan. Jika guru ingin memberikan bimbingan, maka dia harus mencari waktu di luar jam pelajaran, baik sebelum atau sesudah jam pelajaran.
Bagi guru, faktor waktu sangat penting. Artinya, apakah waktu yang tersedia masih memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan atau tidak. Jika hanya mengandalkan jam dinas, maka guru sulit mencari waktu untuk memberikan bimbingan apalagi melakukan diagnosis. Hasil evaluasi juga dapat digunakan untuk kepentingan lain. Maksudnya, andaikan diagnosis dan bimbingan ini memang sulit dilaksanakan, maka tentu guru harus mencari alternative penggunaan hasil evaluasi yang lain, seperti perlu tidaknya materi pelajaran diulang, perbaikan proses pembelajaran dan sebagainya.

D.    Permasalahan dalam Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pembelajaran
           






















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu.
Nurhasan (2009:2.2) mengemukakan ada tiga fungsi evaluasi ditinjau dari beberapa sudut diantaranya dari sudut pengajaran, yaitu untuk merangsang guru untuk memahami makna dan tujuan pengajaran, merupakan umpan balik bagi guru dan siswa, membangkitkan motivasi belajar, merangkum atau menata kembali bahan-bahan yang telah diajarkan. Fungsi evaluasi ditinjau dari sudut administrasi dimanfaatkan sebagai mekanisme mengontrol kualitas suatu sekolah atau sistem sekolah, memenuhi kebutuhan program evaluasi, membuat keputusan yang lebih baik tentang pengelompokan siswa, meningkatkan kualitas sekolah, menentukan kelulusan siswa. Fungsi evaluasi ditinjau dari fungsi bimbingan dimanfaatkan untuk mengadakan diagnosis dan melaksanakan bimbingan pilihan program studi.
Ada tiga manfaat penting dari hasil evaluasi, yaitu untuk membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan membantu guru dalam membuat perencanaan pembelajaran.








DAFTAR PUSTAKA

Shanti (2012). Pentingnya Evaluasi Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar (Online). Tersedia http://shantinoviani92.blogspot.co.id/2012/03/pentingnya-evaluasi-pembelajaran-dalam.html?=1

2 komentar: