BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Evaluasi merupakan
subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem
pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau
kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui
titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih
baik ke depan. Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh
keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan
menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu proses
sistemik umtuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program.
Evaluasi pendidikan dan pengajaran
adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar
mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau mengolah atau menafsirkannya
menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar
tertentu. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil
belajar dan evaluasi pembelajaran.
Dalam setiap pembelajaran,
pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia
lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau tidak
bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi salah
satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang
dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
Pengertian Evaluasi Pembelajaran ?
2.
Apa
Fungsi Evaluasi Pembelajaran ?
3.
Apa Manfaat Hasil Evaluasi Pembelajaran ?
4.
Permasalahan
apa saja yang dihadapi dalam Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pembelajaran ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui Pengertian
Evaluasi Pembelajaran
2.
Untuk
mengetahui Fungsi Evaluasi Pembelajaran
3.
Untuk
mengetahui Manfaat
Hasil Evaluasi Pembelajaran
4.
Untuk
mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi dalam Pemanfaatan Hasil Evaluasi
Pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Evaluasi Pembelajaran
Bruce, Weil dan Calhoun menyatakan bahwa
pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses yang kompleks (rumit),
namun dengan maksud yang sama yaitu memberikan pengalaman belajar kepada siswa
sesuai dengan tujuan. Tujuan yang hendak dicapai sebenarnya merupakan acuan
dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran maka perlu dilakukan evaluasi hasil belajar.
Menurut Tyler, evaluasi adalah proses penentuan
sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Definisi yang lebih luas
dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam, tambahan
definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh
mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Berdasarkan pengertian evaluasi di atas maka hakikat
evaluasi pembelajaran adalah proses yang sistematik yaitu mengumpulkan data,
menganalisis dan selanjutnya menarik kesimpulan tentang pencapaian hasil dan
tingkat efektivitas dan efisiensi suatu program pembelajaran. Jadi dalam
kegiatan evaluasi hasil belajar tidak terlepas dari kegiatan mengumpulkan data,
sehingga diperlukan alat untuk mengumpulkan data yang disebut alat evaluasi
atau instrumen.
B. Fungsi
Evaluasi Pembelajaran
Dalam setiap kegiatan pembelajaran, telah ditetapkan
tujuan pembelajaran. Demikian pula dengan kegiatan evaluasi yang dilakukan
guru, yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan
informasi yang dapat memberikan gambaran tentang hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Terkait dengan fungsi evaluasi Nurhasan (2009:2.2) mengemukakan ada tiga fungsi
evaluasi ditinjau dari sudut pengajaran, administrasi dan bimbingan. Ketiga
fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Fungsi
evaluasi ditinjau dari fungsi pengajaran
a. Merangsang
guru untuk memahami makna dan tujuan pengajaran.
Mengetahui sampai sejauh mana tujuan
yang ditetapkan dalam proses pembelajaran dapat dicapai, merupakan informasi
yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan
pencapaian sasaran belajar, akan mendukung terhadap pencapaian tujuan
pengajaran.
b. Merupakan
umpan balik bagi guru dan siswa.
Hasil evaluasi yang diperoleh secara
objektif, akan memberikan umpan balik bagi guru sehingga guru dapat memperbaiki
kelemahan yang ada pada dirinya, merevisi bahan ajar yang sudah tidak relevan
dengan tujuan pengajaran, mnyempurnakan metode pembelajaran. Sedangkan umpan balik
bagi siswa, yaitu dapat mengetahui kemampuannya dalam mengikuti pelajaran di
sekolah, mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya, mengetahui kemajuan perkembangan
hasil belajarnya dan kedudukannya di kelas jika dibandingkan dengan siswa
lainnya.
c. Membangkitkan
motivasi belajar.
Penilaian
hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada setiap kali ulangan atau pada
akhir semester, akan membantu terhadap peningkatan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran. Motivasi belajar siswa meningkat akan mendorong terhadap
peningkatan kualitas hasil belajar, yang merupakan produk dari proses pembelajaran.
d. Merangkum
atau menata kembali bahan-bahan yang telah diajarkan.
Penataan
ulang bahan ajar akan membuahkan penyempurnaan bahan ajar, sebagai bahan
rujukan dalam proses pembelajaran. Atas dasar hasil evaluasi ini maka akan
dilaksanakan upaya untuk menyempurnakan bahan ajar.
2. Fungsi
evaluasi ditinjau dari sudut administrasi
a. Dimanfaatkan
sebagai mekanisme mengontrol kualitas suatu sekolah atau sistem sekolah.
Mutu hasil belajar akan mencerminkan
kualitas dari lembaga/sekolah itu. Bersumber dari hasil evaluasi hasil belajar
siswa dapat dijadikan bahan informasi bagi monitoring dan pengendalian proses
pembelajaran yang dilakukan di sekolah, sebagai salah satu upaya kendali mutu
sekolah tersebut.
b. Memenuhi
kebutuhan program evaluasi.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran,
akan memberikan gambaran kelebihan dan keunggulan dari subjek atau objek
tersebut. Informasi ini dapat dijadikan acuan dalam menyusun program evaluasi
yang akan dilaksanakan di sekolah/lembaga itu, terutama mengenai bahan masukan,
proses dan hasilnya.
c. Membuat
keputusan yang lebih baik tentang pengelompokan siswa.
Penentuan
kelompok-kelompok siswa berdasarkan kemampuannya akan sangat membantu dalam
pengajaran motorik atau keterampilan. Bagi siswa yang memiliki kemampuan
motorik yang lebih baik akan lebih cepat menguasai gerakan-gertakan tersebut
sehingga mereka akan lebih banyak memperoleh bahan ajar. Dengan pengelompokan
yang baik akan membantu terhadap kelancaran proses pembelajaran dan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Meningkatkan
kualitas sekolah.
Hasil
evaluasi terhadap mutu hasil belajar, merupakan dasar dalam merencanakan
program perbaikan atau penyempurnaan proses pembelajaran. Upaya lain yang dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar, yaitu peningkatan suatu daya pendukung proses
pembelajaran.
e. Menentukan
kelulusan siswa.
Dalam
menentukan kelulusan siswa, evaluasi memberikan peran yang sangat penting. Oleh
karena dalam penentuan kelulusan siswa harus didasarkan atas evaluasi yang
objektif. Hasil evaluasi yang objektif dapat dicapai apabila dalam pelaksanaan
evaluasinya memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi, yaitu evaluasi
harus objektif, kontinyu dan komprehensif. Pelaksanaan evaluasi dalam menentukan
kelulusan siswa harus menggunakan kriteria yang jelas dan tegas. Ketegasan dan
kejelasan acuan penilaian akan memberikan hasil evaluasi yang memuaskan.
3. Fungsi
evaluasi ditinjau dari fungsi bimbingan.
a. Mengadakan
diagnosis.
Dari
hasil pengukuran dan evaluasi belajar siswa, kita dapat melihat kelemahan atau kekurangan
yang dialami siswa. Atas dasar informasi itu para guru dapat melakukan perbaikan
atau metode yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Bimbingan
pilihan program studi.
Ketepatan dalam memilih program studi di
sekolah , akan membantu terhadap kesuksesan siswa dalam belajarnya. Selain dari
itu ketepatan dalam memilih program studi, akan memberikan motivasi siswa dalam
kegiatan belajarnya, sehingga dalam kegiatan belajarnya terdorong untuk meraih
prestasi yang lebih baik.
C. Pemanfaatan
Hasil Evaluasi Pembelajaran
1. Pentingnya Memanfaatkan Hasil
Evaluasi
Salah
satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik (feed-back)
kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut QCA (2003)
“feedback is the mean by which teachers enable children to close the gap in
order to take learning forward and improve children’s performances.” Umpan
balik dapat dijadikan sebagai alat bagi
guru untuk membantu peserta didik agar kegiatan
belajarnya menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerjanya. Peserta didik
akan mengukur sejauh mana tingkat penguasaanya terhadap materi, jika hasil
pekerjaan mereka mendapat umpan balik
dari guruya. Umpan balik tersebut dapat dilakukan secara langsung, tertulis
atau demonstrasi. Dalam memberikan umpan balik, guru hendaknya memperhatikan
kualitas pekerjaan peserta didik dan tidak membandingkannya dengan hasil
pekerjaan peserta didik lain. Hal ini dapat membuat perasaan minder bagi
peserta didik yang mmemiliki kemampuan kurang. Umpan balik sifatnya memberikan
saran dan perbaikan sehingga peserta didik termotivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses
hasil belajar serta hasil pekerjaannya.
Crocks
(2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat
bermanfaat untuk memotivasi peserta didik, maka harus difokuskan pada:
a.
Kualitas pekerjaan peserta didik dan bukan membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik lain.
b.
Cara-cara yang spesifik sehingga pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan
c.
Peningkatan pekerjaan peserta didik yang
harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya.
Sehubungan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Crocks, menurut Clarke (2003) menyarankan
ada enam prinsip yang harus
diperhatikan, yaitu:
a.
Umpan
balik harus focus pada tugas-tugas yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, dan bukan membandingkannya
dengan peserta didik lain
b.
Guru menggunakan bahasa verbal dan non-verbal serta memberikan pesan
yang baik pada peserta didik tentang kemampuan yang mereka peroleh
c.
Penilaian setiap bagian pekerjaan dapat
mengarah pada penurunan moril bagi peserta didik yang mencapai prestasi rendah
dan kepuasan bagi peserta didik yang mencapai prestasi tinggi
d.
Penghargaan eksternal sama seperti
grades
e.
Perlu memberikan umpan balik spesifik
yang terfokus pada kesuksesan dan peningkatan daripada mengoreksi
f.
Peserta didik perlu diberi kesempatan
untuk meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.
Selanjutnya, Remmer
(1967) berpendapat paling tidak ada tiga manfaat penting dari hasil evaluasi,
yaitu untuk membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik, untuk
menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan
membantu guru dalam membuat perencanaan pembelajaran. Berikut akan dijelaskan
beberapa manfaat hasil evaluasi dalam hubungannya dengan pembelajaran.
a.
Untuk Perbaikan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Perencanaan
merupakan bagian penting sekaligus menjadi pedoman dan panduan bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar akan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, di antaranya perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran yang baik tidaklah cukup karena memerlukan kesungguhan dalam
mengorganisasi rencana tersebut, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan
melakukan evaluasi pembelajaran. Sebagaimana diketahui bahwa rencana
pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian integral dari tugas guru sebagai
pelaksana dan pengelola pembelajaran. Oleh sebab itu, seorang guru harus mampu
menganalisis bagian mana dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang masih perlu
dilakukan perbaikan, maka kualitas proses pembelajaran akan menjadi lebih baik.
Rencana
pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai scenario proses pembelajaran, karena
itu harus disusun secara fleksibel dan membuka kemungkinan bagi guru untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran. Dalam
penyusunannya, sebaiknya dilakukan sendiri oleh guru agar guru senantiasa sadar
dan paham tentang apa yang harus disampaikan kepada peserta didik, bagaimana
cara menyampaikan materi pelajaran, bahan dan alat apa yang diperlukan, dan
kemana peserta didik akan diarahkan. Untuk itu, guru perlu memahami
komponen-komponen rencana pembelajaran dan bagaimana langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh. Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran
biasanya terdiri atas identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, indikator hasil belajar, materi pelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, media pembelajaran, penilaian dan sumber bacaan.
Kesalahan
dalam pembelajaran dapat dilihat dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, sampai dengan evaluasi pembelajaran. Kekeliruan pada tahap
perencanaan akan mengakibatkan kekeliruan dalam melaksanakan pembelajaran. Jika
kesalahan atau kekeliruan sudah dapat ditemukan, maka guru dapat mencari solusi
untuk memperbaikinya. Memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan jalan memeriksa kelengkapan komponen-komponennya,
kesessuaian antarkomponen, kemungkinan proses pelaksanaan, operasional tidaknya
indikator, kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar, ketepatan dalam memilih
metode, media dan sumber belajar, serta ketepatan teknik penilaian yang
digunakan. Merancang perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran berarti
melakukan perbaikan dari rencana sebelumnya.
b.
Untuk Mengoptimalkan Proses Pembelajaran
Optimalisasi
proses pembelajaran adalah upaya memperbaiki proses pembelajaran sehingga
peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar. Tujuannya adalah
untuk memperbaiki aspek-aspek pembelajaran yang dianggap masih kurang optimal.
Semua guru tentu berharap bahwa proses pembelajaran dapat berjalan secara
optimal. Persoalannya adalah bagaimana cara untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui:
a.
Evaluasi diri secara jujur dan teliti
terhadap semua aspek pembelajaran
b.
Identifikasi faktor-faktor penyebab
kegagalan dan keberhasilan pembelajaran
Melalui
cara ini, guru dapat menindaklanjuti upaya-upaya memperbaiki kegagalan
(remidi). Artinya, melalui pengayaan dan remedial diharapkan proses
pembelajaran menjadi optimal.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa pemanfaatan hasil evaluasi berkaitan erat dengan
tujuan menyelenggarakan evaluasi itu sendiri. Sebagaimana ditegaskan Julian
Cstanley (1964) “just what is to be done, of course, depends on the purpose of
the program”. Artinya, pemanfaatan hasil evaluasi sangat bergantung pada tujuan
evaluasi. Misalnya, tujuan evaluasi formatif adalah untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran. Perbaikan tersebut dilakukan atas dasar hasil monitoring kemajuan
belajar peserta didik. Hasil monitoring itu seharusnya dapat dimanfaatkan
sebagai feedback, baik bagi guru maupun bagi peserta didik untuk mengetahui
materi mana yang belum dikuasai. Hasil evaluasi formatif dapat dimanfaatkan
untuk mengulangi pelajaran, memperbaiki strategi pembelajaran, atau melanjutkan
pelajaran.
Begitu
juga dengan evaluasi sumatif yang bertujuan untuk memberikan nilai sebagai
dasar menentukan kenaikan kelas atau kelulusan peserta didik dan pemberian
sertifikat bagi peserta didik yang telah menyelesaikan pelajaran dengan baik.
Menurut Oemar Hamalik (1989), “penggunaan hasil evaluasi dapat mengacu pada
fungsi evaluasi itu sendiri yaitu fungsi instruksional, fungsi administratif,
dan fungsi bimbingan.” Dalam konteks fungsi instruksional, guru dapat
menggunakan hasil evaluasi untuk memperbaiki system pembelajaran. Begitu juga
dalam fungsi administratif, guru dapat membuat laporan dan menetapkan kedudukan
peserta didik dalam kelas. Dalam fungsi bimbingan, guru dapat memberikan
bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
2. Manfaat Hasil Evaluasi
Dalam
praktiknya, masih banyak guru yang tidak atau kurang memahami pemanfaatan hasil
evaluasi, sehingga hasil evaluasi formatif atau sumatif (misalnya) banyak
dimanfaatkan hanya untuk menentukan kenaikan kelas dan mengisi buku rapor.
Meskipun demikian, untuk melihat pemanfaatan hasil evaluasi ini secara
komprehensif, kita dapat meninjaunya dari berbagai pihak yang berkepentingan,
yaitu:
a.
Bagi peserta didik, hasil evaluasi dapat
dimanfaatkan untuk:
1) Membangkitkan
minat dan motivasi belajar
2) Membentuk
sikap yang positif terhadap belajar dan pembelajaran
3) Membantu
pemahaman peserta didik menjadi lebih baik
4) Mengetahui
kedudukan peserta didik dalam kelas
b.
Bagi guru, hasil evaluasi dapat
dimanfaatkan untuk:
1) Promosi
peserta didik, seperti kenaikan kelas atau kelulusan
2) Mendiagnosis
peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan, baik secara perseorangan
atau kelompok
3) Menentukan
pengelompokan dan penempatan peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing
4) Feedback
dalam melakukan perbaikan terhadap sistem pembelajaran
5) Menyusun
laporan kepada orang tua guna menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik
6) Dijadikan
dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan pembelajaran
7) Menentukan
perlu tidaknya pembelajaran remedial
c.
Bagi orang tua, hasil evaluasi dapat
dimanfaatkan untuk:
1) Mengetahui
kemajuan belajar peserta didik
2) Membimbing
kegiatan belajar peserta didik di rumah
3) Menentukan
tindak lanjut yang sesuai dengan kemampuan anaknya
4) Memprakirakan
kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut dalam pekerjaannya
d.
Bagi administrator sekolah, hasil
evaluasi dimanfaatkan untuk:
1) Menentukan
penempatan peserta didik
2) Menentukan
kenaikan kelas
3) Pengelompokan
peserta didik di sekolah mengingat terbatasnya fasilitas pendidikan yang
tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang.
Apa yang dikemukakan
diatas mencerminkan tindak lanjut (follow-up) dari kegiatan evaluasi itu
sendiri dan juga menunjukkan betapa besar fungsi dan peran efaluasi dalam
kegiatan pembelajaran.
Hasil evaluasi dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar.
Hal ini dapat dilakukan jika peserta didik mengetahui hasil evaluasi yang
dicapainya, mengetahui kesalahan-kesalahannya dan bagaimana solusinya. Di samping
itu, hasil evaluasi dapat membentuk sikap positif peserta didik terhadap mata
pelajaran, termasuk juga terhadap guru, proses pembelajaran, lingkungan dan
evaluasi pembelajaran, bahkan dapat membantu pemahaman peserta didik menjadi
lebih baik. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara minat, motivasi dan sikap peserta didik terhadap hasil
belajarnya. Oleh sebab itu, hasil evaluasi perlu dimanfaatkan oleh peserta
didik untuk mengembangan sikap, minat dan motivasi belajar.
Hasil evaluasi bisa
juga dimanfaatkan peserta didik untuk memilih teknik belajar yang tepat dan
benar. Seperti diketahui, banyak sekali teknik atau cara belajar peserta didik
yang digunakan selama ini kurang baik. Misalnya, melakukan kegiatan belajar
jika besok mau ujian, mengerjakan tugas atau latihan dengan “copy-paste”, dan
sebagainya. Dengan kata lain , jika hasil evaluasi peserta didik kurang baik
dan mereka mengetahuinya, tentu diharapkan mereka dapat memperbaiki teknik
belajarnya.
Manfaat hasil evaluasi
yang lain adalah untuk menentukan kedudukan belajar dalam kelas. Kedudukan
belajar ini dapat dilihat secara kelompok maupun perseorangan. Secara kelompok,
maksudnya guru melihat kedudukan peserta didik secara kelompok melalui
perhitungan rata-rata kelompok dan membandingkan antara kelompok satu dengan
kelompok yang lain. Secara perseorangan, maksudnya guru melihat kedudukan
belajar melalui perhitungan prestasi belajar peserta didik secara perseorangan.
Guru juga dapat membandingkan antara prestasi belajar seorang peserta didik
dengan peserta didik lainnya dalam satu kelompok.
Dalam rangka promosi
peserta didik, baik untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan, guru dapat
memanfaatkan hasil evaluasi terutama hasil evaluasi sumatif. Guru dapat
menafsirkan dan memutuskan sejauh mana taraf kesiapan peserta didik dapat
melanjutkan ke kelas atau ke jenjang pendidikan berikutnya sesuai dengan
kemampuan peserta didik masing-masing. Artinya, jika penafsiran guru peserta
didik sudah siap, maka peserta didik dapat melanjutkan ke kelas atau jenjang
pendidikan berikutnya. Sebaliknya, jika penafsiran guru ternyata peserta didik
belum siap, maka peserta didik harus mengulang lagi di kelas semula. Hasil
evaluasi dapat juga digunakan guru untuk mendiagnosis peserta didik yang memiliki
kelemahan atau kekurangan, baik secara perseorangan maupun kelompok.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan ini, maka guru harus mencari faktor-faktor
penyebabnya, antara lain dari sistem evaluasi itu sendiri, materi pelajaran,
kemampuan guru, kemampuan peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, serta lingkungan sekolah.
Hasil evaluasi dapat
juga dimanfaatkan fguru untuk menentukan pengelompokkan dan penempatan peserta
didik berdasarkan prestasi masing-masing. Pengelompokkan tersebut didasarkan atas
penafsiran guru terhadap susunan kelompok. Jika kelompok atau kelas yang
dihadapi memiliki susuna yang normal dan homogen, maka kelas tersebut tidak
perlu dibagi-bagi dalam kelompok. Sebaliknya jika kelompok atau kelas yang
dihadapi heterogen, maka kelas itu perlu dibagi dalam beberapa kelompok
berdasarkan prestasi masing-masing. Selanjutnya, hasil evaluasi dapat dijadikan
feedback bagi guru dalam melakukan perbaikan terhadap sistem pembelajaran. Jika
prestasi belajar peserta didik kurang baik, pada umumnya guru “menyalahkan”
peserta didiknya, tetapi jika prestasi belajar peserta didik baik atau
memuaskan maka guru akan mengatakan itu merupakan hasil dari perbuatan
mengajarnya. Pernyataan ini tentu tidak dapat disalahkan atau dibenarkan karena
banyak faktor yang memengaruhi prestasi belajar peserta didik. Faktor tersebut
dapat timbul dari guru atau peserta didik itu sendiri
Hasil evaluasi dapat
dimanfaatkan untuk menyusun laporan kepada orang tua guna nenjelaskan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar orang tua
mengetahui kemajuan dan prestasi yang telah dicapai oleh siswa. Secara tegas,
Oemar Hamalik (1989) menjelaskan, “tujuan dari pelaporan adalah untuk
mengikhtisarkan, mengorganisasi, dan menafsirkan hasil tes sehingga dapat
memberikan gambaran tentang status dan kemajuan perseorangan, kelas, dan
sekolah.” Bentuk laporan dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Laporan
lisan dimaksudnkan agar terjadi komunikasi secara efektif antara sekolah dengan
pihak yang menerima laporan, dan juga membentuk hubungan emosional yang lebih
kental antara kedua belah pihak. Laporan tertulis dimaksukan agar dapat
memberikan petunjuk yang permanen. Laporan tertulis dapat didokumentasikan dan
pada waktunya dapat dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.
Dalam perencanaan
pembelajaran, guru dapat memanfaatkan hasil evaluasi, seperti merumuskan
kompetensi dasar dan indikator, menyusun tingkat kesulitan materi, menentukan
strategi pembelajaran yang tepat, dan mengembangkan alat evaluasi yang akurat.
Jika kompetensi dasar sudah dirumuskan dalam silabus, berarti guru tinggal
merumuskan indikator. Sebagaimana diketahui bahwa indikator harus dirumuskan
dengan mengacu pada kompetensi dasar dan harus sesuai dengan subpokok bahasan
atau subtopik. Sering kali guru merumuskan indikator yang salah, karena tidak
menggunakan kata kerja operasional, yaitu kata kerja yang spesifik, dapat
diukur dan dapat diamati. Jika tidak, maka guru akan kesulitan menentukan
langkah-langkah pembelajaran berikutnya termasuk menyusun alat evaluasi itu
sendiri.
Manfaat hasil evaluasi
berikutnya adalah menentukan perlu atau tidaknya pembelajaran remedial.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru harus melakukan penafsiran terhadap
prestasi kelompok. Misalnya, materi pelajaran dapat dilanjutkan jika seluruh
peserta didik menguasai minimal 80% materi yang telah disampaikan. Sebaliknya,
jika kurang dari standar minimal tersebut, maka materi pelajaran harus diulang.
Pengulangan suatu pelajaran dapat juga dilihat dari hasil penafsiran prestasi
kelompok. Jika prestasi kelompok dianggap sudah mencapai prestasi yang baik,
maka materi pelajaran tidak perlu diulang, tetapi bila prestasi kelompok
disnggsp masih kurang, maka materi pelajaran perlu diulang.
Bagi orang tua, hasil
evaluasi dapat dimanfaatkan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.
Sebagai orang tua tentu berharap agar putra-putrinya berhasil. Untuk itu, orang
tua haruis mengetahui perkembangan belajar anaknya, baik fisik maupun mental
terutama berkaitan dengan prestasi belajar. Hal ini penting terutama apabila
ada diantara peserta didik yang memperoleh prestasi belajar kurang memuaskan.
Orang tua dapat menentukan langkah-langkah apa yang harus ditempuh untuk
memajukan prestasi belajar anaknya. Orang tua juga dapat membimbing kegiatan
belajar peserta didik di rumah. Jika tidak mampu, orang tua dapat menyuruh
anaknya mengikuti bimbingan di luar atau juga mendatangkan guru ahli ke rumah.
Bagi administrator
sekolah, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk menentukan penempatan peserta
didik sesuai dengan kemampuannya,untuk menentukan kenaikan kelas, dan
pengelompokkan peserta didik di sekolah, mengingat terbatasnya fasilitas
pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu
mendatang. Hasil evaluasi tidak hanya dimanfaatkan untuk laporan ke berbagai
pihak, tetapi juga untuk memotivasi dan mengahargai peserta didik itu sendiri,
baik dalam rangka promosi maupun melihat kelebihan dan kekurangannya, bukan
sebaliknya untuk menakut-nakuti peserta didik dan atau menjatuhkan mentalnya.
Diadakannya evaluasi dalam proses pengembangan sistem pembelajaran dimaksudkan
untuk keperluan perbaikan sistem, pertanggungjawaban kepada pemerintah dan
masyarakat, serta penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
Hasil evaluasi dapat
dimanfaatkan guru untuk membuat kelompok sesuai dengan prestasi yang diperoleh
peserta didik. Bahkan, sekarang ini sudah banyak sekolah yang membentuk “kelas
unggulan”, yaitu kelompok peserta dididk yang mempunyai prestasi belajar diatas
rata-rata. Biasanya diambil dari peserta didik yang memperoleh peringkat 10
terbesar. Padahal dalam kenyataannya, kelompok ini mendapat perlakuan yang
biasa saja, bahkan cenderung sama dengan kelas lainnya. Sebaliknya, peserta
didik yang memperoleh prestasi belajar dibawah rata-rata kelompok justru kurang
mendapat perhatian serius, seperti memberi bimbingan belajar, latihan atau
tugas-tugas khusus, bahkan bagi peserta didik yang tergolong “sangat kurang”
harus dilakukan diagnosis atau identifikasi tentang faktor-faktor penyebabnya.
Hasil diagnosis atau identifikasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan
bagi guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran berikutnya.
Di lain pihak, memang
guru-guru tidak dapat disalahkan sepenuhnya, karena mungkin saja ada guru yang
mau bahkan sudah menawarkan bimbingan belajar kepada peserta didik tersebut,
tetapi kurang mendapat respons yang baik dari orang tua, mengingat ekonomi
orang tua peserta didik termasuk “pas-pasan”, sehingga permasalahan tersebut
tidak pernah memperoleh solusi yang terbaik. Padahal, untuk memberikan
bimbingan belajar secara khusus, waktu bagi guru sangat sulit, karena begitu
padatnya materi yang harus disampaikan sesuai dengan target dan tugas-tugas
rutin yang harus diselesaikan. Jika guru ingin memberikan bimbingan, maka dia
harus mencari waktu di luar jam pelajaran, baik sebelum atau sesudah jam
pelajaran.
Bagi guru, faktor waktu
sangat penting. Artinya, apakah waktu yang tersedia masih memungkinkan guru
untuk memberikan bimbingan atau tidak. Jika hanya mengandalkan jam dinas, maka
guru sulit mencari waktu untuk memberikan bimbingan apalagi melakukan
diagnosis. Hasil evaluasi juga dapat digunakan untuk kepentingan lain.
Maksudnya, andaikan diagnosis dan bimbingan ini memang sulit dilaksanakan, maka
tentu guru harus mencari alternative penggunaan hasil evaluasi yang lain,
seperti perlu tidaknya materi pelajaran diulang, perbaikan proses pembelajaran
dan sebagainya.
D. Permasalahan
dalam Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pembelajaran
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pendidikan dan pengajaran
adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar
mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau mengolah atau menafsirkannya
menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar
tertentu.
Nurhasan (2009:2.2) mengemukakan ada tiga fungsi
evaluasi ditinjau dari beberapa sudut diantaranya dari sudut pengajaran, yaitu
untuk merangsang guru untuk memahami makna dan tujuan pengajaran, merupakan umpan
balik bagi guru dan siswa, membangkitkan motivasi belajar, merangkum atau
menata kembali bahan-bahan yang telah diajarkan. Fungsi evaluasi ditinjau dari
sudut administrasi dimanfaatkan sebagai mekanisme mengontrol kualitas suatu sekolah
atau sistem sekolah, memenuhi kebutuhan program evaluasi, membuat keputusan
yang lebih baik tentang pengelompokan siswa, meningkatkan kualitas sekolah, menentukan
kelulusan siswa. Fungsi evaluasi ditinjau dari fungsi bimbingan dimanfaatkan
untuk mengadakan diagnosis dan melaksanakan bimbingan pilihan program studi.
Ada tiga manfaat penting dari hasil evaluasi, yaitu
untuk membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan membantu guru
dalam membuat perencanaan pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Shanti (2012). Pentingnya Evaluasi Pembelajaran Dalam
Proses Belajar Mengajar (Online). Tersedia http://shantinoviani92.blogspot.co.id/2012/03/pentingnya-evaluasi-pembelajaran-dalam.html?=1
Bagus dan sangat saya butuhkan, terimakasih
BalasHapus,,iah sama sama pak
BalasHapus